Laporan Hasil Penelitian
Sejarah Benteng Fort Rotterdam
*Maaf karena foto yang ditampilkan pada blog ini, tidak muncul karena masalah teknis
SMA Negeri 5 Makassar
Disusun Oleh:
Ahmad Farid
Bandang (2)
Andi Gigatera
Halil M (4)
Anwar Abdul
Kadir (7)
Budi Syamil
Angkotasan (10)
Fathur Rezky
(15)
Fikri
Firjatullah Fadhal (16)
M. Miraj Ruslan
(20)
Muh. Arkhan
Pratama Putra (21)
Muh. Daffa Abbas
(22)
Muh. Reski Nur
Alif Baang (23)
Muhammad Rifki
Rahmat (24)
Muhammad Syabani
(25)
KELOMPOK LAKI-LAKI, KELAS X MIPA 5
SMA Negeri 5 Makassar
KUNJUNGAN DI
BENTENG ROTTERDAM
Pada tanggal 12 Maret 2017 tepatnya hari Minggu kami Siswa SMAN 5 Makassar dari kelas X MIPA 5 melaksanakan
kunjungan ke Benteng Rotterdam. Awalnya kami memulai perjalanan dari Sekolah SMAN 5 Makassar tepatnya pada pukul 08:00 WITA. Kami berkunjung ke sana dengan menggunakan angkutan umum bersama teman-teman dan pada pukul 09:05 WITA kami tiba di sana.
Sebelum memasuki benteng rotterdam terlebih dahulu
kami harus melakukan registrasi, dengan membayar uang masuk sebanyak Rp.5.000,00. Setelah kami
masuk kami bertemu dengan guru sejarah terlebih dahulu
untuk mendengar arahan kegiatan yang akan dilakukan di kawasan benteng
rotterdam ini. Dan kami memulai kegiatan dengan berkeliling mengamati di area
benteng rotterdam.
Kelompok Laki-laki kelas X MIPA 5
Gedung K (Bastion Ambona)
Gedung J (Perpustakaan)
Gedungg H (Bastion
Mandarsyah)
Gedung D (Museum La
Galigo)
Gedung M (Museum La
Galigo)
Sekilas Tentang Benteng Rotterdam
Benteng ini dibangun pada
tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng
Lakiung Tumapa’risi’ kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat,
namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng
ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di
daerah Maros. Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang
hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi
Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun
dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan.
Nama asli benteng ini adalah Benteng Ujung Pandang,
biasa juga orang Gowa-Makassar menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng
Panyyua yang merupakan markas pasukan katak Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa-Tallo
akhirnya menandatangani perjanjian Bungayya yang salah satu pasalnya mewajibkan
Kerajaan Gowa untuk menyerahkan benteng ini kepada Belanda. Pada saat Belanda
menempati benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang diubah menjadi Fort
Rotterdam. Cornelis Speelman sengaja memilih nama Fort Rotterdam untuk
mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Benteng ini kemudian digunakan oleh
Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur.
Benteng Rotterdam yang didalamnya terdapat Museum
lagaligo menyimpan seribu kisah masa lalu bangsa ini khususnya sejarah
peradaban jazirah Sulawesi bagian Selatan yang mayoritas didiami oleh etnis
Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar. Peninggalan kebudayaan leluhur tersimpan
rapi di benteng ini.
Luas Benteng Rotterdam Makassar adalah 28.595,55 meter
bujur sangkar, dengan ukuran panjang setiap sisi berbeda, serta tinggi dinding
berfariasi antara 5-7 meter dengan ketebalan 2 meter. Benteng Rotterdam
Makassar mempunyai lima buah sudut (Bastion), yaitu :
-
Bastion Bone terletak di sebelah barat
-
Bastion Bacam terletak di sudut barat daya
-
Bastion Butan terletak di sudut barat laut
-
Bastion Mandarsyah terletak di sudut timur laut
-
Bastion Amboina terletak di sudut tenggara
Sewaktu Admin Pustaka Sekolah mengunjungi Tempat ini,
suasananya lumayan tertata rapi, jauh dari kesan meseum atau peninggalan masa
lalu dipikiran kita yang terkesan terbengkalai. Yup ruang – ruang Pada Museum
lagaligo tertata elok, dengan dilengkapi alat pendingin (AC) serta
masing-masing ruangan dilengkapi dengan camera cctv sebagai alat keamanan dari tangan jahil. Pengunjung
ke Benteng Rotterdam pun mulai ramai yang terdiri dari banyak kalangan.
Adapun benda-benda yang
kami amati di dalam Museum La Galigo (Gedung M):
Sejarah Kebudayaan dan
Lintas Peradaban
Sejarah
kebudayaan islam di benteng roterdam
Senjata
tradisional
Benda
peninggalan raja-raja gowa
Lamming
Perahu
Miniatur kapal
phinisi
Pak Patta Sedang
menjelasakan beberapa benda yang ada di dalam benteng
Download Laporan penelitian benteng rotterdam